PASANG IKLAN GRATIS!!!!

http://furnituredesign-joglosmart.blogspot.com

Pasang iklan langsung, cepat dan gratis. New Fair System, bagi-bagi keuntungan.

Senin, 22 Desember 2008

Konsep Desain Rumah Sederhana Sehat

Ide Dasar Desain

Ide utama yang diangkat dalam gagasan desain ini adalah pengoptimalan peran ruang-ruang terbuka pada skala kavling dan kelompok massa dalam desain rumah sehat sederhana. Ide ini berangkat dari pengamatan bahwa selama ini pada umumnya desain ruang hunian pada rumah sederhana sehat hanya terfokus pada desain massa bangunan sedangkan pengolahan ruang terbuka seringkali hanyalah sebagai akibat dari perletakan massa bangunan dan pembagian kapling.

URAIAN DESAIN SKALA KAPLING

DASAR PEMIKIRAN

Pada skala kapling terabaikannya keberadaan ruang terbuka sebagai bagian dari ruang hunian seringkali menyebabkan hilangnya ruang terbuka tersebut, baik di halaman muka maupun di halaman belakang rumah, dalam proses pertumbuhan rumah.

Kebutuhan akan ruang sesuai pertambahan fungsi adalah penyebab umum hilangnya ruang terbuka di halaman belakang. Penghawaan dan pencahayaan alami bangunan adalah hal yang paling terganggu akibat pertumbuhan ini, rumah menjadi tidak sehat. Sedangkan pada ruang terbuka di halaman muka, kegagalannya sebagai zona transisi antara ruang publik dan ruang privat menyebabkan perubahan fungsinya sebagai teras. Hal ini juga terjadi pada umumnya karena tidak adanya ruang transisi pada pengolahan kulit luar massa bangunan.

Secara umum pada skala yang lebih besar, hilangnya ruang-ruang terbuka dalam kavling tersebut menyebabkan ketimpangan proporsi ruang terbuka dan ruang terbangun, yang tentu saja akan mengakibatkan berbagai permasalahan lingkungan dalam jangka panjang.


Gbr. 1 Pertumbuhan massa yang 'memakan' ruang terbuka di halaman belakang

Berangkat dari pemikiran diatas maka ide pengoptimalan peran ruang terbuka dalam skala kavling diwujudkan melalui perletakan ruang terbuka dan massa bangunan secara berselang-seling dengan pengolahan massa utama berupa bangunan dua lantai sedemikian rupa sehingga tercipta ruang-ruang terbuka positif. Lebih jauh dengan pengolahan ruang terbuka dan massa tersebut juga diharapkan akan menciptakan kesinambungan yang lebih baik antara ruang dalam dan ruang luar, antara hunian dengan kavling, dan kavling dengan lingkungannya.


Gbr. 2 Penciptaan ruang terbuka positif dengan perletakan ruang terbuka dan massa secara berselang-seling

DESAIN
A. Ruang Terbuka

Dalam kasus rumah sederhana sehat ruang terbuka merupakan elemen penting sebagai bagian dari ruang hunian dimana dengan luas ruang dalam yang relatif sempit dan terbatas, ruang terbuka menjadi ruang yang potensial guna melengkapi kebutuhan ruang hunian, baik secara fisik, sosial, ekologis, maupun sikologis. Penempatan ruang terbuka dan masa bangunan secara berselang-seling dalam gagasan ini ditujukan untuk mengoptimalkan daya guna ruang terbuka sehingga tidak hanya berperan sebagai penyedia pencahayaan dan penghawaan alami rumah dan juga sebagai lahan hijau dalam kavling. Lebih dari itu ruang terbuka yang terjadi diharapkan juga bisa berperan untuk menampung aktivitas sehingga juga bernilai sosial dan juga sebagai ruang-ruang transisi baik secara fisik maupun visual guna menciptakan kenyamanan psikologis.


Gbr. 3 Ruang terbuka positif

B. Massa Bangunan

Melengkapi konsep ruang terbuka diatas, maka diperlukan juga konsep pengolahan massa bangunan sehingga dalam perkembangannya, pertumbuhan massa bangunan tidaklah merusak keberadaan ruang terbuka yang direncanakan.

Pengaturan pertumbuhan massa bangunan secara umum dilakukan dengan dua cara :

  1. Melalui pemisahan zona hunian menjadi zona utama dan zona servis yang dibatasi oleh ruang terbuka. Pemisahan zona ditujukan untuk :
    1. menjamin terjadinya penghawaan dan pencahayaan alami dengan adanya ruang terbuka
    2. menciptakan fleksibilitas pembagian dan pertumbuhan ruang dalam pada massa utama karena tidak terbatasi oleh WC dan dapur.
    3. Memberi batas fisik yang jelas berupa ruang terbuka sebagai panduan pertumbuhan massa utama sehingga tetap terkontrol
    4. Menunjang aktifitas pada kedua zona agar tidak saling mengganggu

  2. Melalui perencanaan massa utama dua lantai. Perencanaan massa utama dua lantai dilakukan dengan tujuan :
    1. untuk mendapatkan pemanfaatan lahan KDB dan KLB yang optimal
    2. untuk penciptaan ruang-ruang dalam yang lebih variatif dengan adanya gradasi ruang privat dan public secara vertikal.
    3. Membatasi pertumbuhan massa agar tetap "langsing" sehingga pencahayaan dan penghawaan alami dapat tetap terjaga

  3. Melalui perletakan teras yang cukup besar, untuk menciptakan gradasi yang lebih halus peralihan antara ruang publik dan ruang privat

    Gbr. 4 Pengolahan massa bangunan

C. Modul

Pertimbangan ukuran modul didasarkan pada pertimbangan kebutuhan ruang gerak dan batasan struktur bangunan agar tetap sederhana dan murah. Material struktur yang menjadi pertimbangan adalah beton dan kayu/bambu sebagai struktur yang paling umum dipakai oleh masyarkat.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka ditetapkan ukuran 90 x 180 cm sebagai modul ruang terkecil. Dimana secara aktifitas 90x180 adalah ruang minimal untuk dapat melakukan aktifitas terkecil seperti mandi, cuci baju, dll. Sedangkan secara struktur modul tersebut dapat diwujudkan dengan cukup efisien dengan menggunakan struktur kayu sederhana dan dengan sistem kantilever.

Untuk jarak terbesar ditetapkan 3,6 m dimana secara ruang sudah cukup besar untuk menampung aktifitas yang kompleks seperti ruang keluarga, ruang tidur dll. dan secara struktur juga masih bisa dikerjakan dengan struktur kayu.

D. Tipe Rumah Berdasarkan Luas

Berdasarkan penetapan modul ruang diatas maka diusulkan dua alternatif tipe rumah berdasarkan ukuran luas kavling dan ruang, sebagai berikut :

  1. Tipe kecil

    Luas Maksimum : Lt 1 = Servis = 11,34 m2

    Utama = 28,38 m2
    Lt 2 = Utama = 28,35 m2
    Luas Total : Lt 1 = 39.69 m2
    Keseluruhan = 68.04 m2
    Luas Lahan

    = 73.71 m2

  2. Tipe Besar

    :


    = 11,34 m2

    Utama = 39.69 m2
    Lt 2 = Utama = 39.69 m2
    Luas Total : Lt 1 = 51.03m2
    Keseluruhan = 90.72 m2
    Luas Lahan

    = 85.05 m2


    Gbr. 5 Tipe rumah pada kapling

D.1 Modul Ruang

D.2 Modul Kavling

    Untuk menciptakan koordinasi ukuran modul yang baik maka modul kavling dibuat juga berdasarkan kelipatan 90 x180 cm. Besar kavling direncanakan didasarkan pada pendekatan luas kavling optimal yang ditentukan yaitu 72-90 m2, dengan KDB 60% dan KLB 1.2. Berdasarkan hal ini maka dibuat dua alternatif kavling yaitu tipe kecil (73.71m2) dan tipe besar (85.05)

E. Pola Perkembangan

Dengan pertimbangan untuk menekan biaya invesatasi awal maka desain bangunan dipersiapkan dapat dibangun secara bertahap dengan konsep pertumbuhan dari rumah inti hingga berkembang penuh sebagai berikut :

    A. Rumah Inti Tipe Kecil

    Luas Minimum : Lt 1 = Servis = 6.4 m2
    = Utama = 12.15 m2
    Lt 2 = Utama = 0 m2
    Luas Total : Keseluruhan = 18.55 m2
    Luas Lahan = 73.71 m2


    Gbr. 7a RIT tipe kecil

    B. Rumah Inti Tipe Besar

    Luas Maksimum : Lt 1 = Servis = 6.4 m2
    = Utama = 17.01 m2
    Lt 2 = Utama = 0 m2
    Luas Total : Keseluruhan = 23.41 m2
    Luas Lahan = 85.05 m2


    Gbr. 7a RIT tipe besar
    Rumah Inti Tumbuh Penggunaan ruang lantai dua dan penambahan masa servis Penambahan ke samping

    Gbr.8 Skema pola perkembangan rumah

E.1 Variasi pertumbuhan rumah

Dalam proses pertumbuhannya sendiri variasi pertumbuhan rumah dimungkinkan sehingga penghuni dapat mlukannya sesuai dengan kebutuhannya masing-masing tanpa mengganggu karakter lingkungan hunian.



Gbr. 9 Variasi pertumbuhan rumah
F. Struktur, Konstruksi dan Material

Berdasarkan TOR sayembara maka pemilihan sistem dan material struktur haruslah didasarkan pada zonasi bahan bangunan yang ada. Sesuai studi kasus yang akan diambil maka zonasi yang diambil sebagai acuan adalah daerah Jawa Barat, dengan usulan lebih rinci sebagai berikut :

URAIAN DESAIN SKALA KELOMPOK MASSA

DASAR PEMIKIRAN

Pada skala lingkungan, permasalahan penyediaan rumah sederhana sehat selanjutnya adalah bagaimana penataan kelompok massa hunian tersebut dapat menunjang perkembangan kehidupan sosial ekonomi penghuninya. Penataan berderet linier merupakan hal umum yang kita temui pada penataan perumahan sederhana. Tidak adanya pembagian kelompok massa kedalam kelompok-kelompok lebih kecil menyebabkan perumahan menjadi sangat massal dan tidak mendukung tterjadinya perkembangan ikatan sosial antar penghuni. Padahal terbentuknya sebuah komunitas yang solid merupakan modal besar dalam upaya pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah.

DESAIN

Berangkat dari pemikiran diatas penataan hunian dalam skala lingkungan diusulkan dengan penataan massa berupa satuan cluster kelompok massa pada tingkat RT, dengan jumlah rumah +/- 50 rumah (+/- 250 penduduk). Selanjutnya pembentukan cluster dilakukan dengan menyusun kavling hunian mengitari ruang terbuka sebagai pusat orientasi cluster yang juga berperan sebagai ruang pengikat secara sosial bagi penghuni tiap RT tersebut. Sistem cluster ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi kesatuan permukiman terkecil, secara fisik dan sosial, yang dapat direplikasi sebagai elemen pembentuk permukiman sederhana pada skala yang lebih luas.

    A. Studi Kasus
    Sesuai dengan konsep penguatan kesatuan sosial masyarakat sebagai basis pemeberdayaan maka penerapan konsep penataan perumahan sederhana sehat ini mengambil studi kasus re-design pembangunan perumahan dengan sistem P2BPK (Pembangunan Perumahan Bertumpu Pada Kelompok) bagi karyawan rumah sakit Borromeus, di Bandung.

    B. Pemilihan Tapak dan Kebutuhan Unit Rumah
    Sesuai kebutuhan maka jumlah unit rumah yang akan dibangun adalah sebanyak 51 unit rumah dengan luas kapling 72 m2.

    Sesuai dengan proses rembug kerja antara anggota calon penghuni didapat kriteria pemilihan tapak sebagai berikut :

    1. Diperhitungkan terhadap sarana dan prasarana yang tersedia misalnya jaringan jalan, jaringan listrik, sumber air, fasilitas pendidikan dan fasilitas lainnya
    2. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota
    3. Lokasi tidak pada daerah banjir
    4. Tidak dalam keadaan sengketa
    5. Harga yang terjangkau
    6. Akses terhadap transportasi cukup baik
    Dari kriteria tersebut maka didapat lokasi tapak di daerah Cimindi - Cimahi

    C. Kondisi Tapak

    Batas tapak : Batas tapak dibatasi oleh saluran air pada sisi Utara, Jalan lingkungan dan permukiman eksisiting pada sisi Timur dan sawah pada kedua sisi lainnya.
    Luas Tapak : +/- 6.700 m2
    Kondisi Eksisting : Kondisi tapak adalah pada lahan kosong di pinggir lingkungan perumahan sederhana yang sudah ada. Kondisi tapak sebelum dibangun berupa sawah.

    D. Pola Penataan Massa


    Gbr. 12 Rencana Tapak


Rabu, 03 Desember 2008

Denah Rumah Lantai 2

Sebagai kelanjutan denah rumah lantai 1, kali ini saya sajikan denah rumah sederhana 2 lantai. Perumahan sederhana biasanya menyediakan lahan sekitar 100m2. Pengembangan rumah tipe 21 (T21), tipe 36 (T36), dan tipe 45 (T45), hanya punya 1 alternatif. Yaitu membuat rumah menjadi 2 lantai. Kebutuhan kamar tidur berkisar antara 2 s.d. 3 km tidur. Beberapa contoh denah di bawah ini mungkin membantu.

Anda mungkin sedang berpikir untuk merenovasi rumah Anda, atau akan membangun rumah di atas lahan kecil Anda. Anda sedang mencari inspirasi denah pengembangan rumah.

Denah ini saya ambil dari familyhomeplan.com. Dan karenanya ukuran dalam denah menggunakan ukuran feet (kaki). Sekedar bantuan, saya sampaikan informasi panjang lebar, dan luasannya dalam ukuran meter. Sedangkan ukuran ruang masih menggunakan ukuran asli feet. Kalau Anda mau mengubahnya ke dalam ukuran meter, Anda cukup mengkalikannya dengan faktor 0.3084. Misalnya, 30 feets, = 30×0.30.84 = 9,14m.


Contoh 1. Luas Tanah terpakai/lantai1 48m2 (6,1m x7,9). Luas Bangunan 90m2

Lantai 1

Lantai 2

Contoh 2. Luas Tanah terpakai/lantai1 50m2 (6,1m x8,2). Luas Bangunan 80m2

Lantai 1

Lantai 2

Contoh 3. Luas Tanah terpakai/lantai1 71,5m2 (7,7m x9,3). Luas Bangunan 92m2

Lantai 1

Lantai 2

Contoh4. Luas Tanah terpakai/lantai1 100m2 (9,1m x11). Luas Bangunan 126m2

Lantai 1


Lantai 2

Jangan lupa, seperti juga saya sampaikan dalam tip sebelumnya, denah di atas dibuat oleh arsiteknya untuk keluarga di Amerika. Dalam banyak kasus, denah tersebut belum memenuhi kebutuhan rumah tangga di Indonesia pada umumnya. Keluarga di Indonesia, biasanya memerlukan tambahan kamar pembantu. Selain itu dapur kotor, karena sering masak. Serta tempat cuci jemur, khususnya kalau Anda tidak menggunakan mesin cuci sekaligus pengering.

Karenanya, denah di atas cukup dipakai sebagai referensi saja. Selebihnya, sesuaikan layout ruang sesuai kebiasaan keluarga Anda. Selain itu, ketika membuat fasade atau tampak rumah Anda tentu dapat membuat pilihan sendiri, entah minimalis, etnik ataupun mediterania. Tetapi yang penting, sesuaikan dengan iklim tropis.

Selasa, 02 Desember 2008

Desain Kamar Tidur Nyaman

Kenyamanan di Kamar Tidur

Kamar tidur merupakan ruangan yang paling didesain dibandingkan dengan ruangan-ruangan lainnya. Banyak orang percaya bahwa kamar tidur harus penuh dengan ketenangan dan nyaman. Warna-warna yang terlalu terang tidak direkomendasikan sebab warna-warna yang terlalu terang tidak memberikan kesan yang menenangkan. Warna-warna yang paling cocok untuk kamar tidur lebih cenderung ke warna-warna yang lebih netral dan hangat.


Langkah pertama untuk mendekorasi kamar tidur, pilih warna kamar yang diinginkan. Jangan lupa untuk memilih warna yang lebih menenangkan. Setelah memutuskan warnanya, Anda harus siap untuk memilih furnitur yang cocok dengan keinginan dan sesuai dengan temanya. Untuk mendekorasi dinding kamar tidur, Anda bisa memilih foto atau lukisan yang ukuran besar untuk menghasilkan suasana yang unik. Selain memamerkan foto atau lukisan, Anda juga bisa mendekorasi kamar dinding dengan menggunakan wallpaper yang bermotif untuk menambahkan kesan mewah.


Setelah memutuskan warna dan dekorasi dinding, yang anda harus perhatikan adalah lantai. Secara umum jangan memilih bahan seperti jubinm granit atau marmer. Itu karena anda tidak ingin bangun dari tidur dengan kaki menyentuh lantai yang dingin sekali. Bahan yang sering digunakan zaman sekarang adalah parquet, kayu atau karpet. Karpet memberikan kesan lebih hangat dan lembut. Karpet juga bisa menjadikan suasana dalam kamar tidur merasa lebih nyaman. Lantai berbahan kayu kini menjadi semakin popular untuk menjadi bahan untuk kamar tidur. Selain daripada lebih gampang dirawat, lantai kayu juga lebih murah dan mempunyai lebih pilihan warna.

Memilih warna gorden dan cocok dengan warna seprai bisa menambahkan kesan yang nyaman pada kamar tidur Anda. Gorden yang berwarna gelap sering digunakan untuk menghindari cahaya matahari ke dalam kamar tidur. Anda bisa menambahkan lapisan tambahan yang berwarna lebih terang untuk menutupi gorden yang berwarna gelap dan tetap bisa menghindari cahaya matahari.


Kasur merupakan furnitur yang paling penting dalam kamar tidur. Memilih kasur bukan hanya menuruti desain kasur, fungsi dan kenyamanan kasur yang cocok juga sangat penting untuk menciptakan suasana dan kesehatan yang bagus untuk Anda. Konsultasi dengan pakar atau doktor untuk menentukan kasur yang paling cocok untuk Anda.

Jika kamar tidur Anda berukuran kecil, Anda bisa menambahkan cermin di dinding atau di pintu lemari untuk menambahkan kesan lebih luas. Anda juga bisa memilih lemari baju yang menggunakan pintu dorong untuk mengatasi masalah kekurangan ruangan.


Lampu hias juga merupakan satu faktor yang penting dalam desain kamar tidur. Cahaya lampu yang berwarna kuning bisa menambahkan kesan mewah dan kehangatan pada ruang kamar tidur, malah cahaya lampu yang putih lebih cocok untuk digunakan di kamar tidur yang berkonsep minimalis. Adapun cahaya warna yang berwarna-warni lembut bisa menambahkan kesan futuristik ke kamar tidur. Menggunakan lampu sorot kecil untuk menyoroti ke furnitur seperti pintu lemari atau foto untuk menambahkan kesan mewah.

Jangan lupa bahwa Anda menghabiskan sebagian besar hidup Anda di dalam kamar tidur, dan kamar tidur juga merupakan satu ruangan yang paling pribadi untuk Anda. Menyesuaikan desain interior kamar tidur Anda dengan keinginan Anda dan memastikan kamar tidur Anda menenangkan dan nyaman.





Senin, 01 Desember 2008

Hunian di Iklim Tropis

Desain Rumah Tinggal: Apapun Gayanya, Arsitektur Rumah di Indonesia Mesti Cocok dengan Iklim Tropis

Indonesia, semua tahu, berada di daerah beriklim tropis. Iklim, adalah komponen penting yang harus diperhatikan ketika Anda mendesain rumah. Memindahkan model rumah dari antah berantah, ke lahan Anda di Indonesia, beresiko menciptakan rumah yang selain tidak nyaman dihuni, tetapi juga boros energi. Apa itu rumah tropis?

Misal, rumah di daerah dingin macam eropa atau jepang biasanya serba tertutup, beratap/berplafon rendah. Nah ketika di copy paste ke Indonesia beresiko Anda harus menambah jumlah AC. Artinya ongkos tinggal di rumah Anda jadi amat mahal.

Apa yang perlu diperhatikan dari desain rumah tropis?

Suhu Udara Tinggi – Rumah tropis sebaiknya diberi bukaan jendela dan pintu yang lebar, sirkulasi udara yang lapang, serta plafon yang tinggi. Bukaan lebar dapat dimaksimalkan dengan menciptakan teras di sekeliling rumah. Tentu bila kondisi lahan Anda memungkinkan. Lihat contoh gambar rumah dengan bukaan lebar.


Curah Hujan Tinggi – Dua musim ekstrem daerah tropis adalah musim panas dan musim hujan. Di musim hujan, curah hujan tinggi. Artinya, jumlah air yang menimpa atap rumah Anda akan cukup banyak. Konsekuensinya, atap harus dapat mengalirkan air dengan cukup cepat. Desain rumah yang cocok untuk daerah bercurah hujan tinggi adalah kemiringan atap yang cukup besar. Disarankan minimal kemiringan atap adalah 30 derajat. Lihat contoh gambar rumah dengan plafon dan kemiringan atap yang tinggi.
Kelembaban Tinggi – Kelembaban tinggi beresiko pada tumbuhnya jamur, dan kayu yang mudah menjadi lapuk. Kelembaban tinggi dapat dikurangi dengan memaksimalkan sinar matahari. Upayakan agar semua ruang mendapatkan sinar matahari yang cukup dari berbagai arah. Daerah-daerah basah, seperti kamar mandi, dapur sebaiknya diletakkan ditempat yang mendapat akses sinar matahari langsung. Hindari posisi furniture yang menciptakan ruang-ruang lembab.

Selain itu, sekarang ini sudah banyak dijual alat yang dapat menyerap kandungan air di dalam rumah. Alat semacam ini dapat mengurangi kelembaban udara. Kalau Anda mempunyai rumahdi daerah-daerah dataran tinggi, seperti Bandung, Puncak, Bogor sebaiknya menggunakan alat pengurang kelembaban. Selain menghindari jamur, keluarga Anda pun akan merasa lebih sehat.

Denah Rumah Lantai 1

Anda mungkin sedang mendesign rumah sendiri. Karena harus menyesuaikan dengan dana, Anda memilih rumah ukuran sedang antara 100 s.d. 150 m2. Dan Anda sekarang sedang mencari contoh denah rumah sesuai dengan kebutuhan Anda. Biasanya yang dibutuhkan 2 atau 3 kamar tidur, 2 km mandi, ruang keluarga, dapur, ruang makan dan garasi. Rumah satu lantai.


Mungkin beberapa denah rumah di bawah ini dapat membantu.

Rumah 1 lantai mempunyai beberapa keuntungan. Biayanya tentu lebih murah daripada bangunan 2 lantai, karena biaya pembangunan struktur rumah lebih sedikit. Selain itu, mobilitas anggota keluarga yang berada dalam satu lantai, akan menciptakan keakraban. Untuk orangtua, rumah 1 lantai adalah pilihan tepat, untuk menghindari kesulitan naik turun tangga.

Denah ini saya ambil dari familyhomeplan.com. Dan karenanya ukuran dalam denah menggunakan ukuran feet (kaki). Sekedar bantuan, saya sampaikan informasi panjang lebar, dan luasannya dalam ukuran meter. Sedangkan ukuran ruang masih menggunakan ukuran asli feet. Kalau Anda mau mengubahnya ke dalam ukuran meter, Anda cukup mengkalikannya dengan faktor 0.3084. Misalnya, 30 feets, = 30×0.30.84 = 9,14m.

Berikut beberapa denah yang saya pilihkan untuk Anda.

Denah Rumah Luas 113,7 m2 (11×10m)


Denah Rumah Luas 130 m2 (15,2×8,5m)

Denah Rumah Luas 140,5 m2 (16,5×8,5m)

Denah Rumah Luas +140,5 m2 (16,5×8,5m)

Denah Rumah Luas +154,8 m2 (15,1×10,2m)


Denah Rumah Luas +159,3 m2 (14,9×10,7m)

Denah Rumah Luas +161,1 m2 (15,5×10,4m)

Jangan lupa, denah di atas dibuat oleh arsiteknya untuk keluarga di Amerika. Dalam banyak kasus, denah tersebut belum memenuhi kebutuhan rumah tangga di Indonesia pada umumnya. Keluarga di Indonesia, biasanya memerlukan tambahan kamar pembantu. Selain itu dapur kotor, karena sering masak. Serta tempat cuci jemur, khususnya kalau Anda tidak menggunakan mesin cuci sekaligus pengering. Karenanya, denah di atas cukup dipakai sebagai referensi saja. Selebihnya, sesuaikan layout ruang sesuai kebiasaan keluarga Anda. Selain itu, ketika membuat fasade atau tampak rumah Anda tentu dapat membuat pilihan sendiri, entah minimalis, etnik ataupun mediterania. Tetapi yang penting, sesuaikan dengan iklim tropis.