PASANG IKLAN GRATIS!!!!

http://furnituredesign-joglosmart.blogspot.com

Pasang iklan langsung, cepat dan gratis. New Fair System, bagi-bagi keuntungan.

Selasa, 03 Februari 2009

Estetika Detail Sebuah Hunian

_mg_4734editSetiap rumah memiliki nilai-nilai fungsional berdasarkan kebutuhan dan aktivitas penghuni. Fungsi tersebut mulai dari fungsi privat yang cenderung memprioritaskan kenyamanan, sampai fungsi servis yang memprioritaskan sistem kinerja dan kelancaran sirkulasi. Semuanya merupakan sebuah kesatuan desain yang terpadu.

Pada sebuah rumah tinggal yang dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 500m ini, setiap fungsi dan kebutuhan tersebut ditampung dan diwujudkan melalui pengolahan massa dan pembuatan ruangan yang ekspresif, tanpa mengabaikan estetika setiap detail bagian. Arsitek Sardjono Sani yang mendesain bangunan rumah tinggal ini mengupayakan setiap ruangan dan area didalam rumah tidak hanya sebagai sebuah wadah fungsional, melainkan juga sebagai sebuah karya seni yang sarat dengan kreativitas yang tinggi.

Konsep Massa

_mg_4826 Desain detail yang rumit diawali dengan fasada bangunan yang tampil dinamis berupa fragmen-fragmen bidang dan massa yang dikomposisikan secara modern. Area foyer dipertegas dengan kanopi kayu menjadi focal point, dan dilatarbelakangi sebidang dinding tinggi dan mendominasi fasada yang tidak terlalu lebar.

Permainan proporsi dan komposisi tinggi-rendah dan masif-void massa melalui dimensi, material dan tekstur pada fasada tersebut tidak hanya pada selapis kulit bangunan, tetapi juga merupakan perwujudan zoning fungsional di dalamnya. Hal ini menjadi konsep awal desain bangunan yaitu berupa pemisahan fungsi bangunan utama area hunian dan fungsi area servis. Selain itu pengolahan khusus pada seluruh detail dan celah dalam bangunan juga merupakan bagian dari konsep desain untuk jadikan sebagai aspek yang dapat ditonjolkan.

stitch01 Massa bangunan keseluruhan berbentuk “U” dengan sebuah taman di bagian tengahnya. Bentuk ini berasal dari desain denah yang dinamis, terutama dengan adanya bentuk lengkung yang cukup ekstrem menghadap ke area taman. Bentuk lengkung berupa sejalur dinding kaca ini tidak sekadar membentuk alur dan ruang yang plastis dan menarik, tetapi juga membingkai pemandangan (view) ke arah taman, dan menjadi pengikat massa sekaligus merupakan landscaping yang cantik dan efektif.

Pengolahan Detail dan Ruang

_mg_4834 Rumah tinggal ini terdiri dari dua lantai. Lantai 1 adalah untuk tempat aktivitas sehari-hari yang cenderung bersifat publik, terdiri dari ruang tamu sekaligus ruang keluarga, dan ruang makan yang berhadapan dengan ruang dapur bersih. Seluruhnya tampil menyatu tanpa sekat, dan dengan banyaknya bukaan berupa dinding dan pintu-pintu kaca yang menghadap ke area taman, terciptalah kesan keterbukaan, kaya cahaya,

dan dekat dengan hijaunya ruang luar. Deretan kolom struktur berbentuk bulat dan dinding kaca lengkung menyempurnakan alur dan sekaligus menjadi bagian dalam konsep estetika ruang.

Ruang-ruang servis terletak pada satu zona yang sama, yaitu pada massa bangunan sebelah kiri. Selain dengan pintu belakang biasa, massa bangunan servis dan massa bangunan utama juga dihubungkan dengan jembatan mini bermaterial kayu. Desain ini bersama-sama dengan deretan kolom berlapis batu paras dan bebatuan sebagai alas lantai, membuat celah yang terbentuk antara massa bangunan servis dan bangunan utama yang tampil unik dan menarik.

_mg_4854 Lantai 2 berfungsi untuk tempat aktivitas yang sifatnya lebih privat, yaitu kamar tidur dan ruang kerja semiterbuka yang dihubungkan dengan selasar yang keseluruhannya secara umum didesain modern dengan dominasi serta-serat kayu. Selain dari dinding kaca, cahaya alami di lantai 2 juga diperoleh dari banyaknya garis-garis skylight di dinding dan langit-langit ruangan, sehingga selain diperoleh penerangan yang baik juga dihasilkan efek bayangan yang cantik di sore hari. Hal ini juga diterapkan pada area tangga yang memiliki ketinggian ruang yang cukup ekstrem, berupa garis skylight panjang yang menerus dari dinding hingga langit-langitnya, sehingga menghasilkan kesan “mengiris” yang unik.

Selain itu, pada massa bangunan bagian belakang yang menggunakan sistem split level terdapat ruangan home theater, dan di atasnya terdapat ruang perpustakaan yang memiliki akses terpisah dari ruang-ruang lainnya, yaitu dengan tangga outdoor dari arah taman. Taman pada rumah tinggal ini terutama berfungsi sebagai sumber ventilasi silang (cross ventilation) sedangkan seluruh ruangan dalam, berorientasi ke taman ini. Sebuah lampu taman merupakan focal point taman sekaligus sebagai sumber penerangan. Pohon kamboja di taman berfungsi sebagai vegetasi peneduh sekaligus menambah keindahan.

Setiap aspek desain rumah tinggal ini diolah secara khusus dan mendetail, sehingga di samping fungsional sebagai sebuah area hunian, juga diperoleh tampilan yang elegan, dan estetis.

Lokasi : Kediaman Reza & Lisa Mohdar – Cipete, Jakarta Selatan
Arsitek: Ir. Sardjono Sani, M.Arch. & Fransiska Prihadi
Desainer Interior: Irfansyah
Kontraktor: Felix Purnawan

Rancangan yang Bersahabat

img_2875Dewasa ini, club house bukan sekadar fasilitas bersama tetapi juga sebagai wujud representasi dari sebuah kompleks hunian eksklusif di kota-kota besar. Tempat ini tidak hanya didukung oleh ruang-ruang fungsional tetapi juga oleh teduhnya taman yang terpadu dengan konsep arsitektur dan interiornya.

Bangunan yang diliput ini merupakan club house dari kompleks perumahan Grup Medco yang berlokasi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Awalnya, kompleks perumahan ini terdiri dari 10 kaveling rumah lama yang dibangun sekitar tahun 70-an. Namun, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat, maka sebagian dari rumah lama dibongkar hingga membentuk lahan kosong seluas 2064 m2 dan dibangun club house baru yang diberi nama Griya Jenggala Wana Asri yang memiliki luas bangunan 7242 m2.

img_2891Sesuai dengan konsep bangunan sebuah club house, tempat ini dilengkapi dengan fasilitas bersama untuk kepentingan perusahaan di antaranya atau aula untuk acara standing party, galeri, ruangan rapat, area kantor, kamar tidur pemilik, home theater, ruangan tidur tamu serta dapur dengan kapasitas yang sangat besar seperti pada sebuah gedung pertemuan. Selain itu, club house juga dilengkapi dengan fasilitas olah raga seperti lapangan tennis dengan jogging track nya dan kolam renang yang menempati area innercourt. Di sekitar bangunan club house masih dipertahankan bangunan rumah-rumah lama yang dihuni direksi.

Konsep perancangan bangunan ini ditangani oleh Retno Dewi Arifin yang berupaya menampilkan ciri khas rumah asli di area Kebayoran lalu “dikemas” dalam wujud kontemporer serta dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan saat ini. Kawasan Kebayoran dikenal memiliki banyak rumah-rumah lama peninggalan arsitektur zaman kolonial yang kini menjadi cagar budaya yang harus dilestarikan. Bangunannya ada yang menyerupai bungalo bergaya tropis kolonial dan ada pula yang beratap datar, kental dengan nuansa art deco. Selain itu, sekitar 30 persen dari total luas lahan hunian harus menjadi ruang terbuka hijau sesuai dengan peraturan di kawasan ini. Ruangan dalamnya berorientasi ke arah luar untuk mengantisipasi perubahan cuaca.

img_2978Sebagai langkah awal arsitek mengoptimalkan kondisi lahan dengan menempatkan tiga massa bangunan yaitu satu massa bangunan utama di muka dan dua massa bangunan pendukung di belakang. Sisi depan bangunan utama menghadap ke kolam hias dan air mancur sedangkan sisi belakangnya menghadap ke arah kolam ikan dan lapangan tenis. Area di antara kedua massa pendukung diolah menjadi inner courtyard dengan kolam renang dan teras yang lebar. Arsi-tek memilih tipikal bungalo bergaya tropis kolonial sebagai acuan wujud bangu-nan yang ditandai dengan atap perisai yang sudut kemiringannya cukup curam yaitu 60O. Pemakaian atap ini menciptakan sosok bangunan yang kurang propor-sional sehingga arsitek “memecah” atap menjadi beberapa buah atap.

Atap perisai yang curam ini juga menciptakan ruang loteng yang tinggi sehingga arsitek mengolahnya menjadi void dengan mezanin di sekelilingnya dan memanfaatkannya untuk galeri serta ruang simpan benda seni. Ciri khas lain dari rumah Kebayoran yang juga diadopsi adalah bukaan lebar untuk mengoptimalkan sirkulasi udara segar dan masuknya cahaya alami. Area transisi dan area penghubung seperti teras (patio), balkon dan koridor juga dominan dan dimanfaatkan untuk aktivitas penghuni agar dapat menikmati pemandangan ke arah luar. Area pintu masuk dilengkapi oleh portico untuk drop off sedangkan beberapa koridor ditopang oleh deretan kolom dan dinaungi oleh pergola kayu atau berupa teritis yang cukup lebar.

img_3031Arsitek juga memilih material alami dan mengekspos ciri khas warna dan tekstur asli dari bahan alami tersebut sehingga menegaskan kesan natural sekaligus “merangkul” lanskap di luar ke dalam rumah. Hal ini sejalan dengan keinginan pemilik agar perawatan rumah menjadi mudah dan penampilannya tetap elegan tetapi tidak berlebihan. Contohnya, bagian kaki bangunan yang biasanya ditandai oleh dinding berlapis batu alam belah (stone plinth) masih diterapkan pada deretan kolom di koridor. Lantai carport dilapisi oleh batu kali belah sedangkan penutup atapnya dari genteng tanah liat model lama. Seluruh lantai dalam rumah dilapisi oleh marmer .

Untuk interiornya, diciptakan kesan nyaman dan ele-gan sekaligus mendukung konsep arsitektur yang bergaya kolonial. Caranya, arsitek banyak memakai kayu sebagai pelapis dinding, lantai, plafon dan kusen area publik seperti aula, ruang rapat sampai ruangan kerja sehingga menghadirkan “kehangatan”. Jenis kayu yang dipakai berbeda-beda, di antaranya kayu merbau dipakai untuk kusen dan “membungkus” kolom utama bangunan. Selain itu adapula kayu meranti merah untuk pelapis dinding, kayu ebony untuk pelapis anak tangga dan lantai home theater serta kayu ulin untuk balok dan kolom pergola. Plafon yang dirancang mengikuti kemiringan atap juga dilapisi oleh kayu meranti putih. Sofa dan kursi berlengan yang simpel dan empuk dipilih untuk di tempatkan di area duduk di galeri lantai atas, ruang rapat dan ruang home theater.

img_3055Arsitek menempatkan furnitur bergaya neo klasik Eropa di area kantor agar menghadirkan citra yang berkelas seperti deep buttoned Chesterfield sofa dan armchair berlapis kulit. Pada area ini dan juga ruangan rapat, terdapat perpaduan furnitur berwarna hijau yang tampil segar di antara dominasi warna-warna cokelat dan krem. Kamar tidur dan kamar mandi utama juga ditata dengan nuansa yang serupa sedangkan area duduk di teras menggunakan kursi dari besi ulir serta kayu yang tahan cuaca. Khusus di home theater, seluruh dindingnya dipasang material kedap suara untuk menghasilkan akustik ruangan yang berkualitas. Berbagai macam benda seni bermutu seperti lukisan, patung dan aksesori modern di tata secara apik. Tata pencahayaan (lighting) mulai dari jenis downlight, spotlight, sampai lampu berdiri juga menjadi perhatian arsitek sehingga suasana ruangan menjadi lebih hidup.

Taman yang mengelilingi kompleks berfungsi sebagai sebagai “pagar” yang melindungi area di dalam terhadap lingkungan di luar yang lalu lintasnya cukup padat. Dengan upaya ini konsep hijauan dapat berfungsi untuk menjaga kualitas udara sekaligus dapat meredam suara berisik di seputar perumahan. Konsep taman dibuat alami menyerupai hutan dengan mempertahankan pohon-pohon lama (existing plant) berupa pohon mahoni yang sudah tumbuh tinggi, mengelilingi seputar area kompleks yang mencakup area seluas satu blok. Selain itu juga ditanam beberapa jenis pohon-pohon langka yang sudah jarang ditanam di lingkungan permukiman seperti buni, namnam, manggis dan tanaman produktif lainnya. Gambaran konsep seperti inilah yang melahirkan penamaan Griya Jenggala Wana Asri, yaitu konsep pemukiman yang menyerupai wana yang artinya hutan.

img_3071Agar lebih menarik lagi beberapa tanaman eksotis ditanam di beberapa sudut yang dianggap menjadi pusat berbagai aktivitas. Misalnya sekumpulan koleksi palem dan tanaman keras yang unik mengisi sudut di sekitar area pintu masuk. Beberapa jenis tanaman eksotis tersebut memiliki keunikan bentuk dan warna seperti jenis variegata dan golden dari beberapa koleksi unik talas-talasan (sente), Philodendron, tanduk rusa dan Monstera. Ada pula yang dilengkapi dengan tanaman hias berbunga yang menempati area-area di seputar ruang-ruang pribadi. Tidak lupa pula ditanam pohon kelapa sawit yang menjadi simbol tanaman tropis.

Mengelilingi lapangan tenis dibuat jogging track yang dapat dimanfaatkan sebagai pemanasan (warming up) sebelum bermain tenis. Pola jogging track mengikuti tepi kaveling di bawah keteduhan pohon yang rindang. Agar tidak monoton, di sepanjang jalur jogging tersebut dibuat “kejutan” pada setiap bagian sebagai ‘break’ yang tidak membosankan, seperti area duduk dari susunan batu alam, patung, jajaran pohon buah langka atau bordes dengan sebuah pedestal dan benda seni yang cantik.

img_3097Selain aspek estetika, pemilik juga peduli terhadap konsep ramah lingkungan yang belakangan banyak menjadi bahan pembicaraan. Upaya ini tidak hanya mempertahankan pohon-pohon besar berkayu yang efektif menyerap gas buang akibat polusi udara, juga membuat resapan air tanah pada beberapa titik yang tersebar di area perumahan. Untuk penutupan tanah diupayakan semaksimal mungkin menggunakan bahan-bahan yang masih memungkinkan terjadinya resapan air kembali ke dalam tanah, seperti batu belah yang disusun seperti mozaik pada area carport serta pemakaian rumput di antara taman.

Lokasi : Griya Jenggal Wana Asri – Kebayoran Baru , Jakarta Selatan
Konsep Arsitektur dan interior : Retno Dewi Arifin
Konsep Dasar Lanskap : Made Wijaya
Konsep Pengembangan dan Pelaksana Lanskap : Heri Syaefudin dari Gonku Nursery

Suasana Resor Tropis di Rumah Tinggal

img_0288Suasana alami, nyaman, sejuk dan mewah yang terasa saat berlibur di sebuah resor dapat memberikan inspirasi untuk membangun rumah tinggal bergaya modern bertaman tropis, seolah-olah kita bukan berada di tengah kota metropolitan.

Gagasan desain hunian seperti ini berawal dari keinginan pemilik untuk mewujudkan rumah tinggal dengan suasana seperti di rumah peristirahatan. Dengan kaveling seluas 1250 m2 dan berlokasi di kompleks perumahan elite di kawasan Jakarta Barat, pemilik juga ingin menikmati kenyamanan fasilitas dan tampilan hunian yang elegan sesuai dengan gaya hidup masa kini. Untuk mewujudkan hal tersebut, arsitek muda Handoko Gunawan merancang hunian bergaya modern kontemporer yang menyatu dengan lanskap bernuansa tropis sehingga begitu pemilik pulang ke rumahnya, mereka langsung merasakan perubahan lingkungan yang lebih tenang dan teduh. Area lanskap pada hunian ini dirancang oleh desainer Widjatmiko Heru dari Agla Pradipta Tama.

img_0305 Sebagai langkah awal, arsitek berupaya mengoptimalkan potensi tapak yang berbentuk huruf L, berada di sudut dalam kompleks dan membuat bagian depan hunian menghadap ke arah barat. Arsitek meniru tata letak sebuah resor yang pernah dikunjunginya ke dalam pengolahan lahan hunian yaitu dengan membagi kaveling menjadi tiga zona berdasarkan herarki kegiatan dan orientasi terhadap matahari. Yang pertama adalah zona publik, terdiri dari pintu masuk utama, ruangan tamu dan ruangan serbaguna yang berada di bagian muka / barat lahan dan dapat terlihat dari arah luar. Kedua adalah zona privat, terdiri dari pantri, area makan pagi, kamar tidur, ruangan belajar dan home theater yang berada di bagian belakang lahan sehingga privasi penghuni tidak terganggu. Ketiga adalah zona semipublik, terdiri dari ruangan keluarga, ruangan makan formal, area servis dan teras belakang yang bersisian dengan kolam renang.

img_0321 Pembagian tiga zona kegiatan ini diwujudkan dalam dua unit massa bangunan yang disusun menyerupai huruf T. Seperti halnya konsep sebuah resor, formasi bangunan ini dipadukan dengan area terbuka yang diolah berupa carport, selasar, taman dan kolam renang sehingga menegaskan kesan ruang dalam yang “merangkul” ruang luar. Konsep ini didukung oleh bentuk massa bangunan yang mengacu pada prinsip tropis tetapi “dikemas” dalam wujud yang lebih modern. Elemen bangunan tropis yang dominan adalah atap pelana, atap perisai dan pergola yang menaungi ruang dalam dan menghindari dari teriknya sinar matahari. Atap pada setiap unit bangunan sengaja dibuat dengan ketinggian yang berbeda sehingga menciptakan komposisi yang dinamis. Susunan ini mencapai klimaksnya pada atap ruang duduk lantai atas yang menerus ke belakang sampai membentuk portico di teras belakang.

img_0332 Bentuk atap yang konvensional ini dikombinasikan dengan lubang-lubang kaca ukuran besar dan tanpa kusen yang dipasang di bawah atap sehingga memberi vista ke arah luar sedangkan pergolanya dibuat dari bilah-bilah kayu dan kaca sehingga tampil lebih kontemporer. Arsitek juga merancang jendela-jendela lebar agar memaksimalkan pandangan antarruang serta masuknya cahaya alami dan sirkulasi udara segar. Arsitek juga mengekspos keindahan tekstur, warna dan motif material alami yang serasi dengan suasana tropis. Pemakaian setiap jenis material disesuaikan juga dengan karakter setiap ruangan. Contohnya marmer jenis scottish brown dipakai di kamar mandi utama sedangkan jenis dark emperador dan serpegiante digunakan pada ruang-ruang utama untuk memberikan kesan mewah.

img_9218 Lantai teras belakang di dekat kolam renang, pergola dan pintu pagar dibuat dari kayu merbau untuk menegaskan kesan alami. Bahan lantai dengan tekstur yang lebih kasar seperti nero absoluto dengan finishing flame dan batu andesit dipakai pada pintu masuk lobi dan tangga dalam agar tercipta suasana ruang luar di area tersebut. Dalam menata interior rumah, arsitek memilih furnitur bergaya modern klasik yang didominasi bentuk kotak-kotak geometris tetapi dikombinasikan dengan detail melengkung, permainan motif serta warna-warna cokelat monokromatik agar tampil elegan dan berkesan mewah. Sebagai contoh, arsitek merancang panel dekoratif yang dilapisi oleh veneer berserat eksotik seperti motif kayu anigre di ruangan keluarga. Selain itu, panel kayu berlapis veneer motif kayu eboni Makasar di kamar tidur dipadukan dengan padded wall berlapis kain sutra yang lembut.

img_9295 Sesuai dengan konsep awalnya semua ruang-ruang dalam berorientasi ke arah luar melalui bukaan-bukaaan dan bidang transparan. Agar suasana tidak membosankan desainer lanskap berupaya membuat konsep yang berbeda untuk setiap view dari arah ruang dalam dan dari arah luar. Dengan demikian terbentuk konsep lansekap yang orientasi ruangnya ke segala arah.

Selanjutnya konsep resor diwujudkan dengan memadukan elemen soft material dan hard material secara harmonis. Dari elemen soft material dipilih tanaman-tanaman tropis yang memiliki beragam jenis dan beragam tekstur yang disesuaikan dengan formasi ruangan. Upaya ini tidak hanya memberi keteduhan tetapi juga memberi “sentuhan” dekoratif melalui permainan bentuk dan warna tanaman dan elemen hard material-nya.

img_9375 Konsep taman depan lebih difokuskan untuk melengkapi fasada bangunan. Untuk mengimbangi tinggi bangunan ditempatkan beberapa palem sadeng yang proporsional dengan sosok bangunan sedangkan komposisi tanaman heterogen ditata lebih rendah dan bergradasi supaya lebih terasa menyatu. Tanaman bugenvil dan kembang sepatu yang mengisi bak tanaman di sepanjang pagar tumbuh menjuntai dengan warna bunganya yang bertonasi hangat. Hal ini mengurangi kesan masif tembok pagar. Pemandangan hijau dari taman depan ini juga dapat dinikmati dari arah ruang dalam baik pada area semi privat maupun pada area privat.

Taman dalam yang dijadikan untuk kolam renang menjadi pusat perhatian dan menjadi orientasi terhadap ruang-ruang dalamnya. Warna biru permukaan air kolam menjadi tampak kontras dengan warna hijau tanaman yang mengelilinginya. Benda seni dari batu paras putih dalam beberapa bentuk dan fungsi menambah indahnya suasana. Beberapa cerukan yang terbentuk mengikuti lekukan bangunan, diciptakan menjadi taman kering yang menyangga pandangan dari arah ruang dalam. Pada lokasi yang sangat teduh seperti pada innercourt di samping pantri dan ruang makan serta di seputar kamar mandi utama dirancang menjadi taman teduh (shade garden) dengan tanaman-tanaman yang tahan teduh dan material kerikil untuk penutupan lantai.

Lokasi : Rumah tinggal di Jakarta Barat
Arsitektur dan interior : Handoko Gunawan dari konsultan Handoko Architect
Lanskap : Widjatmiko Heru dari Agla Pradipta Tama

Selasar sebagai Orientasi Hunian

_mg_0627 Arsitek mempunyai berbagai cara untuk menerjemahkan kebutuhan pemilik rumah dalam mewujudkan huniannya. Pada bangunan rumah tinggal di kawasan Bangka, Jakarta Selatan ini, kebutuhan tersebut dipenuhi dengan mendesain massa dan ruangan yang berorientasi pada bagian selasar bangunan, dalam garis desain yang ‘clean’. Konsep ini tetap berkesan alami dengan desain khas tropis dan penggunaan warna-warna earth tone yang ‘hangat’

Konsep ‘Tenunan’ Ruang

_mg_0613 Secara umum, desain bangunan rumah tinggal ini tampak sederhana, baik bentuk maupun organisasi ruang-ruangnya. Namun ternyata hal tersebut tidak berarti bahwa bangunan ini biasa seperti rumah tinggal pada umumnya. Di dalam bangunan ini benar-benar terpenuhi seluruh kebutuhan hunian sehari-hari seperti layaknya sebuah rumah tinggal yang nyaman, dengan ruangan dan fasilitas yang memadai baik secara fungsional maupun estetis. Ternyata justru hal tersebutlah yang menjadi keistimewaan dan kekuatan desain bangunan rumah tinggal ini.

Kemewahan utama bangunan adalah ruang terbuka (open space) dan ruang tak terbangun (unbuilt space), demikian diutarakan oleh Tan Tjiang Ay sebagai arsiteknya. Pada rumah tinggal ini unsur-unsur ruang terbuka, taman, dan selasar yang disebutnya sebagai ‘spatial fabric’ muncul secara dominan, di mana didalamnyalah ‘ditenun’ ruang-ruang ideal yang merespon dengan baik kebutuhan hunian dan iklim tropis setempat.

Wujud Selasar Hunian

_mg_0763Fasada bangunan tampak sederhana dengan bentuk atap pelana yang memiliki derajat kemiringan cukup besar. Selebihnya berupa dinding polos bertekstur kamprot yang dicat dengan warna abu-abu kecoklatan yang alami, selaras dengan dominasi taman dan pohon-pohon hijau nan rindang yang menghalangi pandangan langsung ke arah fasada. Aspek privasi yang diperoleh dari pepohonan tersebut juga sesuai dengan desain fasada bangunan yang pada satu sisi tampak tertutup, sedangkan di sisi lain memiliki area pintu masuk yang didesain unik berupa pintu utama pada celah dinding bangunan yang bersifat terbuka. Pintu utama ini dibentuk dari ruji-ruji besi menyerupai pintu gerbang outdoor, sehingga tidak hanya bersifat tembus pandang, tetapi juga memudahkan cahaya dan angin masuk ke bagian dalam bangunan.

Pintu utama ruji besi tersebut berhubungan langsung dengan sebuah selasar yang cukup lebar, yang menerus sampai ke bagian paling belakang bangunan. Selasar ini terletak di tengah-tengah organisasi ruangan dalam bangunan, tetapi memiliki sifat semioutdoor yang terbentuk melalui desain terbuka yang berhubungan langsung dengan ruang luar berupa area lanskap. Dilihat dari pengkondisian dan ukurannya yang cukup luas, fungsi selasar ini tidak hanya diperuntukkan sebagai jalur penghubung setiap ruangan dalam tetapi juga sebagai sumbu bangunan yang merupakan bagian dari area hunian. Selasar pada bangunan rumah tinggal ini merupakan ruang komunal yang “hidup” dan terus berkembang sesuai dengan fungsinya.

Organisasi Linier Ruang

Massa bangunan berbentuk linier dari depan sampai ke belakang, dengan sebuah selasar besar sebagai jalur sirkulasi utamanya. Ruangan-ruangan di dalamnya ditata berorientasi pada selasar tersebut. Zona pertama dalam bangunan adalah area foyer di depan pintu utama dari ruji besi, yang juga termasuk dalam area selasar hunian. Pada area ini terdapat tangga melayang yang didesain simpel dari material beton ekspos dan besi hollow sebagai railing-nya. Selain berfungsi sebagai jalur sirkulasi vertikal ke kamar tidur anak pada lantai dua, tangga ini juga berfungsi sebagai faktor estetis selasar yang unik dan menarik. Kemudian di sisi kanan selasar terdapat kamar tidur utama, lengkap dengan ruang rias dan penyimpanan pakaian. Di sisi kiri selasar terdapat celah menuju garasi dan ruangan servis serta dapur. Pada area selasar depan dapur yang menghadap ke arah halaman hijau terdapat sebuah kisi-kisi besar yang berfungsi sebagai penghambat sinar matahari. Kisi-kisi besar tersebut juga berperan sebagai aksen estetis selasar dan massa bangunan yang secara umum memiliki desain clean dan simpel.

Visualisasi selasar dan ruangan dalam yang tampak dari pintu utama dari ruji besi berakhir pada dinding kaca living area yang bersifat lebih privat. Di bagian atasnya terdapat aksen sekaligus focal point berupa lubang besar berbentuk lingkaran yang unik. Living area yang terdiri dari ruangan televisi, ruangan duduk, dan ruangan makan tersebut, tampak menyerupai boks kaca karena berbentuk persegi panjang yang dibungkus oleh dinding dengan bukaan-bukaan kaca lebar dalam jumlah banyak. Di depannya juga terdapat selasar sebagai area perluasan dengan sifat keruangan yang lebih kuat melalui skala ketinggian yang lebih “akrab”.

Arsitek: Tan Tjiang Ay
Lokasi: Bangka, Jakarta Selatan

"Permainan" Bidang-bidang Penyekat

img_9911 Desain hunian ini diupayakan arsiteknya merespons perubahan cuaca dan sekaligus menyuguhkan “permainan” massa bangunan yang dinamis melalui konsep susunan bidang penyekat (layering the bounderies).

Gagasan desain ini bertitik tolak dari keinginan pemilik rumah untuk memiliki hunian modern dan natural yang berbeda dari rumah tinggal pada umumnya di Surabaya, Jawa Timur. Dilihat dari kondisinya, lahan yang memanjang ke belakang seluas 875 m2 ini berada di huk / persimpangan jalan dan satu sisi panjangnya menghadap ke arah timur sehingga rentan terkena silau cahaya matahari. Untuk merespons kondisi ini, pemilik memberi kebebasan merancang kepada tim konsultan arsitektur dan interior R+DA bersama dengan tim pelaksana interior dari SunFlower. Sebagai ide awal, arsitek Darnan dari R+DA mengusulkan wujud hunian beratap datar yang merupakan terobosan baru di kompleks ini. Ide atap datar ini didukung oleh pengolahan bukaan dan bidang penyekat pada massa bangunan. Konsep ini terbukti dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan estetika yang bernilai seni tinggi.

Konsep Arsitektur

img_9931 Pada tahap awal, arsitek merancang massa bangunan dua lantai berbentuk huruf U dengan halaman dalam (courtyard) di bagian tengahnya. Di lihat dari bentuk kaveling, halaman dalam yang diolah menjadi kolam renang dan taman ini menempati pojok belakang lahan sehingga dapat menjaga privasi pemilik saat berenang sekaligus mengoptimalkan pengudaraan silang dalam bangunan. Arsitek juga menerapkan prinsip bangunan tropis yaitu hampir setiap sisi hunian memiliki bukaan luas agar dapat mengoptimalkan masuknya cahaya matahari dan pandangan ke arah luar. Komposisi solid dan void pada massa bangunan ini juga diimbangi oleh ini “permainan” dinamis antara tiang-tiang bangunan yang vertikal dan bidang-bidang horizontal dari atap datar, teritis dan kanopi. Selanjutnya, massa bangunan utama sengaja dibedakan dengan massa bangunan servis dengan cara menegaskan posisi entrance dan selasar untuk sirkulasi dalam hunian persis di tengah kedua massa bangunan.

img_0410 Dengan massa bangunan yang demikian besar, arsitek merancang elemen-elemen pengikat yang berfungsi menyatukan dan mengimbangi secara visual (mass interconnection). Contohnya, sebuah kanopi panjang menyatukan garasi, pintu masuk hingga teras bagian depan sedangkan satu bidang vertikal berlapis batu andesit di bagian belakang rumah mengimbangi void tinggi transparan di pojok depan / huk rumah. Desain ini berhasil menciptakan karakter khas fasada hunian bergaya tropis modern yang didukung oleh aplikasi material dan teknologi yang canggih. Yang paling unik dari arsitektur rumah ini adalah konsep susunan bidang penyekat / layering the bounderies yang merupakan respons desain bangunan terhadap perubahan cuaca. Prinsipnya, arsitek menyusun beberapa lapis (layer) bidang penyekat transparan (screen) pada sisi luar bukaan luas untuk menangkis panas matahari sekaligus menghalangi pandangan orang dari arah luar ke dalam hunian.

Contohnya terlihat pada susunan empat bidang penyekat yang berada persis di luar ruang duduk keluarga di lantai dasar. Penyekat pertama berupa bilah-bilah perunggu yang diolah membentuk motif ombak pada satu bidang vertikal sedangkan penyekat kedua berupa deretan beberapa pohon phoenix yang tajuk daunnya berbentuk kipas. Penyekat ketiga berupa pagar batas kaveling dan penyekat terakhir adalah pohon-pohon di lahan kompleks. Arsitek juga merancang bidang penyekat dalam wujud lain yaitu deretan batang kayu dan kerangka baja yang menyekat selasar lantai atas dan menaungi dek seputar kolam renang. Arsitek juga membuat area transisi (penyangga) yang berfungsi menurunkan temperatur ruang yang berada di sisi barat lahan misalnya berupa ruang tangga sempit di area servis dan area walk in wardrobe di kamar anak. Selain itu, bidang dek atap rumah dibuat dobel sehingga terbentuk celah yang dapat mengalirkan udara ke dalam hunian.

Konsep Interior

img_0080 Untuk bagian dalam rumah, arsitek berupaya membuat susunan / layout ruang yang dapat mengamodasi kebiasaan penghuni. Prinsip pertama adalah area publik seperti foyer dan ruang tamu dipisahkan dari area privat sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari penghuni. Sebagai wujudnya, foyer dirancang menjadi bagian awal dari selasar dalam rumah sedangkan area penerima tamu dikelilingi oleh jendela dan pintu kaca yang lebar sehingga memberi kesan ruang dalam yang “merangkul” lingkungan sekitarnya. Prinsip kedua adalah ruang duduk, ruang makan dan dapur menjadi “jantung” rumah ini tempat penghuni kerap melakukan aktivitas bersama. Karena itu, area kumpul bersama didesain terbuka tanpa dinding penyekat, dikelilingi oleh deretan jendela-pintu kaca yang berorientasi menghadap ke arah kolam renang dan taman di lantai bawah. Dengan demikian, penghuni mudah melihat ke berbagai sudut rumah termasuk pemandangan segar ke arah luar.

img_0214 Kusen jendela terbuat dari bahan aluminium khusus (PVC-U) dengan seal penuh sedangkan kacanya (tempered glass) dibuat rangkap tiga agar dapat meredam bising kendaraan di jalan tol yang tidak jauh dari rumah. Prinsip ketiga adalah ruang kerja yang nyaman bagi pemillik rumah tempat sang Ibu mengerjakan desain perhiasan sedangkan sang ayah dapat membaca koleksi buku. Prinsip terakhir adalah mengombinasikan warna, tekstur dan motif yang dapat memberikan keceriaan di dalam rumah. Diantaranya, warna-warna earth tones seperti hitam, coklat, krem dan abu-abu, yang menonjolkan motif alami dari serat kayu dan batu alam yang digunakan. Tekstur material yang digunakan cenderung tidak mengkilap / matt seperti lantai ruang tamu sengaja dilapisi oleh batu red cooper slate dengan permukaan honed doff agar menegaskan nuansa outdoor di ruang ini. Elemen ini dipadu dengan bahan aluminium yang memberi kesan modern pada hunian ini.

Konsep Lanskap

Pada dasarnya, tanaman dan ornamen luar rumah dirancang untuk menegaskan konsep arsitektur bangunan secara keseluruhan. Sebagai contoh, area kolam renang dan taman dalam diolah menjadi tempat olah raga dan tempat bersantai keluarga dalam suasana yang segar. Area ini dilengkapi oleh dek kayu, kursi, pohon frangipani, patung yang juga menjadi air mancur serta lampu sorot.

Selain itu, teras ruang tamu dikelilingi oleh tanaman tropis seperti pandan Bali dan hiasan berupa gentong dan tempat duduk dari batu menhir. Secara keseluruhan, desain hunian ini berhasil mewujudkan keinginan pemilik dan keinginan arsiteknya.

Lokasi : Rumah tinggal di kompleks Graha Family, Surabaya Jawa Timur
Desain arsitektur dan interior : R+DA Architects
Prinsipal architect : Darman
Tim desainer : Sandra, Kezia, Caroline
Contraktor utama : Rusli, CV.Reka Bangun Dwi Adikarya
Project manager untuk interior : SunFlower
Mechanical electrical : Smart House
Konsultan struktur : Andianto & Rekan

Sebuah Langkah Kreatif dan Inovatif

8585-8586 Arsitek selalu membuat “kejutan” baru dalam menciptakan karya-karya mereka. Eksplorasi mereka terhadap bentuk massa, struktur, dan proporsi, didukung oleh desain yang inovatif serta teknologi canggih semua difokuskan dalam menghasilkan suatu karya baru. Dalam mencapai sebuah langkah kreatif eksplorasi terhadap desain seolah-olah tidak ada batasnya. Bagi Ridwan Kamil, seorang arsitek urban yang tengah mengeksplorasi desain-desain spektaktuler, desain yang spontan dapat terwujud lebih unik dibandingkan dengan desain awal. Pada desain rumahnya di Bandung Utara dia mewujudkan ide yang ekspresif dan kreatif lewat bahasa arsitektur dengan balutan estetika dan desain yang berfungsi.

8644-8645 Bagi Emil, demikian sapaan sehari-harinya, mendesain adalah ibarat melakukan sebuah ibadah. Dia mengerti betul aturan-aturan yang perlu dipatuhi dan aturan yang masih fleksibel sehingga dapat menciptakan suatu bahasa arsitektur dan bahasa interior yang unik pada setiap rancangannya. Kali ini Emil berkesempatan untuk merancang rumahnya sendiri dengan menggabungkan pengalaman kerja, pengetahuan serta impiannya untuk menciptakan sebuah hunian modern yang menghadirkan ”semangat” desain dalam konteks kehidupan modern.


Secondary Skin yang fenomenal

9988-9989 Banyak ide yang ingin diwujudkan ketika mendesain rumahnya. Dia membalut bangunan dengan kulit eksternal (secondary skin) sebagai upaya untuk menyamarkan dinding rumah utama yang sebagian besar terbuka dengan kaca setinggi plafon. Sang arsitek menerangkan bahwa secondary skin ini bagaikan sebuah bidang, tirai, partisi, jendela dan juga penghalang terhadap terik panas matahari di siang hari. Kulit ini tidak hanya terlihat unik tetapi juga fungsional. Uniknya struktur kerangka kulit luar ini dipadukan dengan bahan yang tidak lazim digunakan pada rumah, yaitu botol-botol bekas yang jumlahnya mencapai 30 ribu buah. Botol-botol bekas tersebut ditempelkan dan disusun satu sama lain untuk menghasilkan bidang-bidang partisi yang semi transparan. Botol bekas yang dipilih adalah botol kratingdaeng yang berukuran sedang dan berwarna oranye sehingga menghasilkan pencahayaan yang nyaman dan alami ketika ditimpa matahari. Efek cahaya tersebut sesuai dengan tema warna yang diterapkan pada interior rumahnya yaitu warna cokelat kayu.

Emil mengatakan bahwa pemakaian secondary skin mempunyai falsafah tertentu seperti yang pernah dikemukakan oleh arsitek Budi Pradono dalam rancangan beberapa bangunannya yaitu mengangkat citra tradisional dalam bahasa modern. Jika diperhatikan secara teliti struktur kerangka secondary skin merupakan paduan unsur modern dengan unsur tradisional yaitu botol-botol bekas tadi.

Pada resto Kayumanis yang dikerjakan oleh Budi Pradono, efek yang dihasilkan melalui struktur secondary skin ini memunculkan efek “dramatis” ketika bersinggungan dengan cahaya matahari. Suasana terlihat “hangat” dan nyaman.


Tekstur, Warna dan Unsur Melayang

0038-0039 Rumah ini berdiri di atas lahan yang berbentuk trapesium, sehingga orientasi desainnya harus disesuaikan dengan kondisi lahan. Bentuk massa utama berbentuk huruf “U” dengan bagian depan rumah menyerong ke arah jalan sehingga menjadikan tata letak interiornya terpisah-pisah. Namun Emil tetap mengomposisikan ruangan agar terbuka satu sama lain melalui permainan efek tembus pandang dan dominasi garis kisi-kisi pada interiornya. Di sini diterapkan permainan struktur split level dengan komposisi dua lantai di massa bagian depan dan komposisi tiga lantai di massa bagian belakang. Kedua massa ini mengapit sebuah inner-court yang difungsikan sebagai area buffer sekaligus sebagai tempat relaksasi. Mengingat area ini sering dipergunakan sebagai tempat berkumpul keluarga ataupun tempat pengajian maka ruang luar ini menjadi perluasan dari ruang dalam.

Setiap ruangan saling berhubungan dengan ruangan di sebelahnya. Misalnya ruangan tamu di depan terhubung langsung dengan ruangan keluarga tetapi dipisahkan dengan perbedaan lantai. Disisi lain, pada partisi yang melatarbelakangi rak TV dibuat celah horizontal sehingga dapat terlihat aktivitas di ruang musala.

inner1 Secara menyeluruh, interior dalam dibuat nyaman dengan aksen warna yang dominan. Contohnya terdapat ruangan keluarga yang elegan dengan mebel dan aksesori interior yang menawan. Sebuah sofa egg chair berwarna merah menjadi aksen yang turut menyemarakkan ruangan ini. Emil mengatakan bahwa aksen ini dibuat untuk menampilkan pusat perhatian pada ruangan. Dari ruangan ini terdapat akses ke arah inner courtyard melalui pintu kaca geser. Bukaan seperti ini berfungsi untuk melancarkan sirkulasi udara dan juga melancarkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah sehingga rumah terasa sejuk dan terang.

Pemakaian cat untuk tembok sengaja dibuat minim. Sebagai penggantinya dipakai material bertekstur seperti batu alam, wallpaper, panel kayu, kisi-kisi besi dan beberapa bahan lainnya yang memenuhi bidang-bidang interiornya. Berbagai material dipadukan seperti batu andesit untuk pelapis lantai dan pelapis dinding yang di beri coakan garis-garis sehingga terlihat unik. Detail-detail ini banyak yang diubah oleh Emil saat pelaksanaan tahapan konstruksi, sehingga tercapai suasana dan efek yang diinginkan.

Detail lain yang turut diperhatikan oleh Emil adalah ”efek melayang” yang diterapkan pada sebagian besar furnitur di dalam rumah. Contohnya meja dapur island berwarna putih yang mempunyai kaki meja yang ditempatkan pada bagian tengah dalam sehingga tidak terlihat dan menimbulkan efek melayang. Begitu pula dengan penggunaan beton yang membingkai sebuah chaise longe berwarna merah di area courtyard. Di sini struktur betonnya ditopang oleh kaki beton yang dibuat lebih ramping dan lebih kecil sehingga tercipta efek melayang pada struktur beton tadi. Dengan pencahayaan dari lampu yang tersembunyi, efek visual melayang lebih terlihat terutama menjelang malam hari.

Secara keseluruhan semua elemen yang diciptakan berpadu harmonis penuh permainan garis horizontal dan vertikal, serta mempunyai nilai ramah lingkungan karena menggunakan botol-botol bekas sebagai elemen arsitekturnya.


Lokasi: Kediaman keluarga Ridwan Kamil di Bandung Utara.
Arsitek: Ridwan Kamil
Kontraktor: Azkar
Struktur: Dani Setiawan

Aksentuasi Desain Clean-cut

_mg_9565Wujud hunian modern dewasa ini berkembang dengan semakin menonjolkan aspek fungsional dan aspek praktis, yang berujung pada upaya optimalisasi desain. Bentuk yang semakin sederhana, sistem operasional yang semakin mudah dan fleksibel, serta keindahan tampilan merupakan tantangan tersendiri bagi para desainer dalam menciptakan arsitektur dan interior bangunan yang berkualitas. Kecenderungan ini berdampak bagi kelancaran seluruh aktivitas, serta menjadi inspirasi desain yang terus-menerus melahirkan inovasi baru.

Salah satu contoh penerapan desain tersebut ditunjukkan dalam sebuah rumah tinggal karya arsitek Sukendro Sukendar dan Jeffry Sandy yang di liput berikut ini. Pada karya mereka, ruangan-ruangan tersusun dalam sebuah alur yang mengalir sebagai bagian dari solusi hunian yang cerdas sekaligus mengakomodasi kebutuhan beraktivitas sehari-hari. Bentuk lahan yang “mengantong” dan cenderung tidak beraturan juga berhasil diolah sebagai bagian dari sebuah kesatuan desain yang berpadu secara harmonis.


Modern-Clean

_mg_9594Keistimewaan dari arsitektur hunian di kawasan Cipete ini terdapat pada garis desainnya yang simpel dan serba clean-cut. Ciri desain yang juga diterapkan pada beberapa karya arsitek Sukendro yang lain, menjadi detail esensial dalam rumah rancangannya. Dalam wujud clean-cut yang serba sederhana dan polos tersebut, terdapat berbagai elemen fungsional arsitektur dan interior. Hasilnya adalah tampilan yang sederhana dan rapi, sekaligus kesan ruangan yang lebih lapang, dan lebih fleksibel sesuai dengan esensi desain modern yang efektif dan efisien. Pintu, jendela, lemari, serta pengolahan lanskap merupakan beberapa elemen bangunan yang ‘tersembunyi’ dalam bidang-bidang dinding di rumah ini. Diantaranya berupa permukaan pintu dan lemari yang tersamar dengan penggunaan warna dan jenis pelapis yang sama dengan dinding, serta lapisan bukaan pintu dan jendela yang dapat dibuka, ditutup, dan ‘disimpan’ secara built-in dalam dinding. Selain itu, terdapat pula beberapa bidang dinding yang dapat digeser atau dipindahkan arahnya, untuk menghasilkan bentuk ruangan yang diperlukan.


Organisasi Ruang

_mg_9467Area hunian dimulai dari batas pagar dan gerbang utama bangunan yang luasnya hanya sekitar 6m. Setelah sampai di area pelataran beralas grassblock dan rerumputan hijau, tampaklah bidang ‘muka’ utama bangunan terdepan berupa sebidang dinding berlapis batu eksotis red agra dari India, dengan segaris sobekan dinding sebagai aksen, dan sebuah kolam ikan mungil di sisi bawahnya. Di baliknya terdapat kamar-kamar dan area untuk servis. Selain itu, di pengujung dinding red agra tersebut terdapat pintu utama menuju ruangan tamu, dan atap carport yang membatasi area servis dan area parkir yang bersifat publik, dengan area utama hunian yang lebih privat.

Area utama hunian terdiri dari sebuah living room sebagai pusat hunian, yang didesain menyatu dengan ruangan makan dan pantri dalam sebuah layout ruangan kotak memanjang yang kompak. Di kedua sisinya terdapat dua lapis dinding yang dapat dibuka tutup secara fleksibel. Lapisan pertama berupa dinding panel kayu masif, yang juga berfungsi sebagai daun pintu raksasa yang dapat dibuka seluruhnya. Lapisan kedua adalah bingkai jendela-jendela kaca yang juga dapat digeser dan ‘disimpan’ rapi. Dengan sistem ini, hubungan antara ruang dalam dan kolam dekoratif mungil di sisi kiri dan ruang luar di sisi kanannya yang terdiri dari dek kayu, kolam renang, dan lanskap hijau, dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sistem ini tidak hanya mengakomodasi kebutuhan pemilik akan terciptanya kesan alami dan keterbukaan di ruangan hunian, tetapi juga menunjang sistem keamanan bangunan dengan meminimalisasi keberadaan bukaan yang rawan dimasuki tamu tak diundang.

Tangga juga menjadi elemen bangunan yang penting di area ini. Tangga berperan sebagai pusat perhatian ruangan dengan bentuk U, yang diekspos dalam material pijakan dari marmer dan railing kaca transparan yang elegan, serta karakter “bersih” yang tetap muncul. Bagian bawah area bordes yang dimanfaatkan sebagai rak televisi memperkuat kesannya sebagai pusat perhatian ruangan. Bagian belakang tangga, yang termasuk area lantai 2, merupakan area hunian yang bersifat lebih privat lagi. Diantaranya terdapat ruang terbuka berlantai parket kayu untuk ruangan dansa, dan kamar tidur. Kamar-kamar tidur di lantai-1 terletak tepat di bagian belakang tangga, juga tampak tersamar, yaitu dengan pintu-pintu sewarna dengan bidang dinding panel kayu yang melatari area tangga. Sedangkan kamar tidur di lantai 2 terletak berhadap-hadapan, menyisakan ruang terbuka yang sejajar dengan living room di bawahnya, sehingga ‘menyembunyikan’ bentuk lahan yang berbelok tak beraturan. Secara keseluruhan, area hunian tampak simpel dan terasa familiar, terutama dengan adanya kesinambungan antar-ruang yang terjalin optimal.


Detail Eklektik

_mg_9533Sebuah hunian tidak selalu menjadi lengkap hanya dengan inovasi desain dan konstruksi modern yang canggih. Dalam hal ini diperlukan juga unsur-unsur yang bersifat personal di dalamnya. Pada rumah hunian ini, detail-detail bernuansa eklektik menjadi aksentuasi desain dan dekorasi ruangan yang esensial. Nuansa ini terdapat mulai dari penggunaan material batu red agra yang berkesan rustic, kisi-kisi kayu yang membentuk kulit kedua di bagian void bangunan, susunan lempengan ukiran kuningan antik pada beberapa bidang dinding, rangkaian melingkar tali-temali untuk bingkai kusen dan pintu, sampai dengan beberapa detail interior bernuansa klasik atau ketimuran yang eksotis. Seluruhnya membentuk padanan yang serasi dan saling melengkapi.

Keberadaan detail-detail ini tidak hanya memasukkan selera penghuni ke dalam desain, tetapi juga mewujudkan kesan bangunan yang lebih ‘hangat’ dan homy. Dengan demikian desain arsitektur dan interior utama yang memang cenderung simpel dan clean-look dapat berimbang. Alhasil dari seluruh kombinasi aspek desain tersebut, terciptalah sebuah hunian yang indah dan nyaman, serta akomodatif.

Arsitek prinsipal: Sukendro Sukendar dan Jeffry Sandy (Nataneka Arsitek)
Arsitek project: Andri Feri Krisna (Nataneka Arsitek)
Lokasi: Cipete, Jakarta Selatan

Kiat Mengolah Lahan Sempit

img_9894Menyiasati penggunaan lahan yang terbatas untuk hunian menjadi tantangan yang semakin banyak dihadapi oleh arsitek dan kontraktor. Mereka tidak hanya dituntut mampu mengakomodasi kebutuhan ruang tetapi juga berkreasi untuk mengekspresikan gaya hidup pemilik rumah.

Rumah urban yang berlokasi di kawasan Bintaro Jaya, Tangerang merupakan karya arsitek Hanny dan rekannya. Dengan lahan seluas 118 m2 tanpa pagar pembatas arsitek berupaya mengoptimalkan kaveling tersebut untuk tempat tinggal satu keluarga dengan tiga orang anak. Sebagai tahap awal, arsitek dan pemilik sepakat memilih gaya modern minimalis dengan sedikit modifikasi warna sesuai dengan keinginan pemilik. Massa bangunannya menonjolkan komposisi bidang berbentuk kotak geometris yang disusun maju mundur atau miring sehingga tampil dinamis. Atapnya berbentuk setengah pelana sehingga menjadi aksen pertama yang langsung menarik perhatian orang.


img_9975Mengikuti posisi bangunan yang berada di sudut kaveling (hook), rumah ini dirancang dengan dua fasada yaitu tampak depan dan tampak samping. Sebagian besar dinding dicat warna kuning muda dan warna kuning tua. Beberapa bidang lainnya diberi finishing tekstur garis dan dicat warna abu-abu sedangkan kusen jendela dan daun pintu diberi finishing warna putih. Aksen pada tampak muka dirancang berupa kanopi dari kerangka baja dengan sistem gantung / kantilever yang menaungi carport dan area masuk. Aksen lain berupa struktur penopang kanopi dan beberapa teralis balkon yang dirancang berupa kisi-kisi dan diberi finishing warna merah. Ada pula ornamen berupa tiang bendera yang menempel pada dinding.

img_9901Selanjutnya, arsitek juga sangat memperhatikan sirkulasi udara dan masuknya cahaya alami ke setiap sudut rumah agar hunian sehat dan nyaman. Karena itu, dipasang kipas turbin pada atap dan membuat lubang void sampai ke atap di atas dapur sementara semua ruangan yang menghadap ke arah luar dilengkapi oleh jendela kaca yang lebar. Semua dinding dalam dan plafon dicat warna off white kekuningan. Demikian pula dengan warna keramik pelapis lantai agar memberikan kesan terang dan lapang. Selanjutnya, arsitek menerapkan susunan ruang (layout) yaitu ruang-ruang semipublik ditempatkan di lantai dasar sedangkan ruang-ruang privat dan servis di lantai atas.

Agar ruangan efisien beberapa trik diterapkan diantaranya fungsi ruangan tamu digabung dengan ruangan keluarga sedangkan area dapur disatukan dengan area makan. Sebagian ruangan di lantai dasar diberi penyekat transparan. Contohnya antara ruangan duduk dan ruangan makan serta dapur disekat dengan pintu geser dari kaca sandblast setinggi plafon. Tangga dalam juga dirancang cukup selebar 60 cm dengan bentuk menyerupai huruf U sedangkan kerangka baja serta anak tangga dari keramik bermotif kayu juga diekspos sehingga memberikan kesan “ringan”. Selain itu, ruang kolong atap (attic) yang berada di atas kamar tidur dimanfaatkan untuk tempat penyimpanan dan area cuci jemur.

img_9883Pendekatan desain yang berbeda juga terlihat pada furnitur yang tidak lagi didominasi oleh bentuk kotak geometris tetapi diberi sedikit sentuhan melengkung atau ornamen dekoratif yang eksentrik sehingga tampil elegan. Hal ini terlihat pada seperangkat sofa di ruangan duduk yang dikombinasikan dengan coffee table dan meja konsol bernuansa modern klasik. Selain aksesori berupa cermin bulat yang besar, pemakaian pelapis warna cokelat menghadirkan suasana yang hangat. Beranjak menuju dapur dan area makan, terasa kesan modern dan dominasi warna merah yang merupakan warna favorit pemilik. Hal ini terlihat pada finishing high pressure laminate / HPL pada lemari (kitchen set).

Agar tidak berkesan monoton, beberapa pintu lemari dapur dibuat dari kaca buram (acid glass) dan HPL warna abu-abu sedangkan permukaan meja kerja dilapisi oleh bahan solid surface warna hitam. Bentuk kotak-kotak pada lemari dapur dipadu dengan garis-garis pada handel daun pintu lemari dan teralis jendela yang terbuat dari besi. Selanjutnya di desain tata pencahayaan (lighting) baik berupa lampu jenis downlight maupun pencahayaan tidak langsung pada langit-langit gantung untuk menciptakan suasana yang nyaman baik pada ruangan maupun pada fasada di malam hari. Arsitek merasa puas karena telah berhasil menciptakan hunian di lahan yang relatif sempit sesuai dengan keinginan pemilik.

Fotografer : Ahkamul Hakim
Lokasi : Rumah tinggal di Bintaro
Arsitek : Hanny dan rekan
Interior : Pemilik rumah dan arsitek

Taman Tropis Moderen

img_1409 Tanaman tropis diaplikasikan dalam komposisi tegas yang serba bersih menciptakan kesan simpel dan modern melengkapi rumah tropis suasana resor ini.

Jika biasanya tanaman tropis diaplikasikan dalam komposisi yang serba natural maka tampilan taman yang menyelimuti bangunan tropis dua lantai ini memberikan kesan yang berbeda dari biasanya. Secara umum tidak ada pilihan tanaman yang khusus untuk taman ini, karena jenis-jenis tanamannya sama dengan yang biasa kita jumpai. Perbedaannya adalah cara penataannya sehingga secara keseluruhan memberi tampilan yang unik.

img_1248 Prinsip awal desain untuk ruang luar rumah tinggal ini ditangani oleh tim arsitek Herwin dan Leoni yang bekerja sama dengan desainer lanskap Heri Syaefudin. Massa bangunan mendominasi area kaveling sehingga tersisa area selebar 5 meter saja yang mengelilingi area samping dan muka bangunan. Dengan tembok pembatas kaveling yang cukup tinggi mengelilingi bangunan maka praktis hanya sedikit area yang tersisa untuk membuat taman agar rumah tersebut menjadi lebih bersuasana resor seperti yang direncanakan. Untuk menyiasatinya, dibuat taman yang kesannya lebih ‘vertikal’ yaitu dengan memilih tanaman yang karakter tumbuhnya vertikal dengan memanfaatkan bidang vertikal sepanjang garis pagar.

Jalur pedestrian berbentuk L dibuat mengikuti garis pagar. Bangunan dimulai dari pintu masuk menuju ke teras samping. Jalur dibuat tegas dan jelas berupa pengerasan batu andesit yang secara prinsip memisahkan taman menjadi dua area yaitu area tanaman dan area rumput. Area tanaman berada pada posisi pagar sedangkan area rumput berada di sekitar bangunan. Komposisi seperti ini memberi efek luas pada ruangan yang terbatas.

img_1204 Tanaman yang karakter tumbuhnya vertikal ditanam secara homogen dalam jumlah massal untuk mengisi satu bidang lahan. Beberapa jenis tanaman yang bertajuk melebar ditanam pada area-area tertentu untuk menaungi sekitar area sekaligus untuk keseimbangan bentuk terhadap bangunan.

Variasi dan dinamika dari komposisi yang homogen itu mengikuti dinamika dinding pagar yang dibuat bervariasi. Pagar yang rendah dilengkapi dengan tanaman yang skalanya kecil seperti tanaman irish yang melatarbelakangi pagar setinggi satu meter berwarna hitam. Tinggi maksimal tanaman hanya mencapai 70 cm berada pada skala yang berimbang dengan pagar, sedangkan untuk pagar yang tinggi menggunakan bambu hijau yang tingginya bergradasi.

img_1233 Komposisi yang sedikit kompleks dijumpai pada area di sekitar pintu masuk sebagai penekanan untuk welcome area. Sepasang kamboja kuning meneduhi area pintu masuk yang letaknya berjenjang semakin tinggi menuju area foyer. Tanaman hias dari kelompok Bromelia menjadi penutup tanah di seputar pohon. Komposisi tanaman yang sejenis juga mewarnai area plaza di sekitar teras samping. Area multifungsi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan outdoor keluarga ini menekankan pada aspek keteduhan untuk menunjang kenyamanan saat beraktivitas. Agar kesan bersih pada area plaza menjadi lebih kentara, maka area penanaman diatur dalam bak setinggi 60 cm sejajar dengan tinggi lantai di dalam rumah. Beragam tanaman tahan teduh seperti Costus dan maranta mengisi komposisi bak tanaman ini.

Elemen hardmaterial juga diaplikasikan pada taman ini. Selain untuk memberikan aksentuasi juga untuk memberikan dinamika pada taman yang bentuknya sempit memanjang dan serba geometris ini. Pengolahan dinding dengan sebuah aksesori gentong gerabah yang diberi hiasan kulit telur menjadi salah satu contoh pengolahan yang elegan. Penampilannya ibarat sebuah lukisan berbingkai yang menjadi eye catcher bila dilihat dari arah ruang-ruang dalam. Untuk menikmati keindahan taman, ditempatkan gazebo Bali tepat di titik sudut taman. Gazebo yang terbuat dari kayu kelapa beratap ilalang menjadi “jeda“ antara area depan dan area pribadi ke taman yang lebih masuk dalam.

Lokasi : Rumah tinggal di Jakarta Utara
Arsitek : Herwin Octavianus dan Leoni Sukandar
Lanskap : Heri Syaefudin dari GONKU Nursery
Lighting : Leni dari Lentera Art Lighting

Desain Taman di Perkotaan

t1Pemakaian hardmaterial secara cerdas bisa dijadikan ikon untuk mempertegas karakteristik sebuah taman. Pengolahan elemen ruang dan penempatan aksesori yang bernilai seni tinggi secara tepat merupakan hal yang sering diimplementasikan pada rancangan taman di kawasan perkotaan. Kondisi ini tampak kentara pada taman keluarga Rudiantara dan Rini di kawasan Menteng – Jakarta Pusat. t2

Taman yang mengedepankan peranan hardmaterial ini dibuat dengan bantuan I Nyoman Miyoga, desainer lanskap yang berdomisili di Bali. Taman rumah tinggal yang kental dengan sentuhan Islami ini memiliki karakteristik yang khas dan jarang dijumpai di tempat lain.

t3 Ide awal perancangan taman ini bermula dari keinginan keluarga untuk membuat rumah dan taman yang mempunyai sentuhan Islam. Keinginan ini muncul karena keluarga ini terpesona dengan keindahan taman-taman di negara-negara Islam yang sempat dikunjungi mereka. Taman yang teduh dan tenang layaknya sebuah resor juga menjadi obsesi keluarga. Berhubung luas untuk taman hanya 200 m2 maka konsep resor masih bisa diterapkan tetapi tidak terlalu berkesan “liar”.

t4Miyoga mengakomodasi obsesi tersebut dalam sebuah konsep rancangan taman tropis yang disesuaikan dengan konsep hunian di wilayah urban (perkotaan). Konsep urban ini biasanya terbentur pada lahan yang terbatas, sehingga perlu pengolahan cerdas yang lebih mengutamakan aspek praktis, aspek fungsional tanpa mengabaikan aspek estetika. Elemen-elemen alam yaitu air, batu, tanaman dan angin menjadi bagian dari perancangan. Lahan yang terbatas disikapi dengan pengolahan elemen hardscape secara cerdik sehingga taman tampil lebih elegan.

t5 Kolam renang pada taman belakang merupakan “jiwa” dari keseluruhan taman ini karena kehadiran kolam ini menjadi sumber “kekuatan” yang membentuk suasana. Penempatan kolam renang yang berdampingan dengan ruang-ruang komunal dalam rumah menjadi terasa efektif karena adanya interaksi antar ruang dalam dan taman.

Bentuk kolam renang yang persegi memanjang sedikit ‘dimainkan’ dengan membuat pancuran bertingkat yang memberikan suara gemercik sekaligus sebagai sumber putaran air yang memberi dinamika. Ide bentuk pancuran meniru ide dari kolam air terjun di depan Istana Denmark yang mempesona. Posisi pancuran sengaja tidak ditempatkan di tengah melainkan sedikit ke ujung pada sisi sebelah kiri, karena justru pada posisi ini letak pancuran terlihat simetris dari arah bukaan pada ruang makan.

t6 Dinding tinggi yang berhadapan dengan bangunan diolah maksimal karena merupakan orientasi pandangan yang dominan bila kita berada di ruang dalam. Dinding tersebut juga menjadi latar belakang diantara komposisi tanaman di depannya.

Struktur dinding ditutup dengan batu andesit yang disusun horizontal seperti pasangan batu bata yang berselang seling. Dengan demikian terbentuk ornamen berupa satuan batu andesit yang berbentuk lengkung dengan pahatan alam.

Lahan tersisa untuk penempatan soft material sangat sempit, hanya sekitar 150 cm jaraknya antara tepi kolam dan dinding. Agar efektif lahan yang sempit tersebut dibuat bertingkat sehingga mampu menampung boks tanaman lebih banyak. Dinding tinggi diimbangi dengan komposisi tanaman yang tinggi seperti pandan Bali dan beberapa jenis palem yang keduanya memiliki perakaran serabut sehingga tidak mengganggu struktur di sekitarnya. Adapun kamboja yang ditempatkan di titik sudut dihadirkan untuk menjaga keseimbangan bentuk karena ditanam menjulur ke arah permukaan kolam.

t7 Taman depan dirancang lebih diutamakan untuk menjadi penyangga (buffer) terhadap keramaian lalu lintas di luar rumah. Kebetulan posisi rumah tepat berseberangan dengan pasar ikan hias yang memanfaatkan jalur hijau di kawasan ini. Konsep taman diarahkan untuk memberi aura keteduhan di seputar rumah. Konsep teduh ini diwujudkan dengan menempatkan tanaman pohon yang kanopinya memberi keteduhan di sekitarnya. Posisi pintu masuk sengaja dibuat tinggi yang diimbangi dengan pagar yang juga tinggi. Dengan cara ini bila kita berdiri pada posisi teras, pemandangan yang terlihat adalah kanopi pepohonan.

Beberapa benda seni ditempatkan di luar yang merupakan replika yang dicuplik dari beberapa buku dan rekaman video bangunan-bangunan Islam. Benda seni ini dikreasikan oleh para perajin batu di Bali. Permainan pola lantai, pengolahan dinding pembatas dengan hunian tetangga serta penempatan aksesori berupa patung dan lampu taman menjadi aksentuasi dan bentuk kreativitas yang memperindah penampilan taman ini.


Viva Rahwidhiyasa
Fotografer : A.Hakim dan Viva
Lokasi : Kel. Rudiantara dan Rini Menteng – Jakarta Pusat
Landscape Desainer : I Nyoman Miyoga
Arsitek bangunan : Lukman Bustomi dan Rahman.